Act 1 : Mikeru Harumi
“Semua orang mempunyai teman. Kecuali aku. Hanya aku sendiri yang tidak mempunyai teman. Kemudian, entah darimana, sebuah keajaiban muncul di depanku...,” kata seorang anak .
Suatu hari, di SD Agito, Hoshimura, ada seorang anak laki-laki yang merenung sendiri di kelas 6-9. Dia bernama Mikeru Harumi. Mikeru adalah anak yang sangat pendiam, selalu tersisihkan dan tidak ada yang tau keberadaanya, kecuali ke dua temannya, Teru Shigeru dan Yuiki Sekidō. Mereka berdua sering mengajak Mikeru bermain. Sekarang, Teru sudah lulus dari SD Agito. Maka, tinggalah Mikeru dan Yuiki yang akan berjuang demi kelulusan. Namun, Mikeru tetap bersedih karena tetap saja tidak menonjol.
“Andaikan aku bisa seperti pemimpin,”kata Mikeru sedang merenung di kelas.
Tak lama, anak-anak menyapa seorang gadis yang cukup populer karena permainan biolanya. Namanya Ayumi Hinata. Mikeru memandang anak itu saat disapa oleh anak-anak 6-9. Tiba-tiba, Ayumi melihat ke arah Mikeru. Mikeru langsung memandang ke arah luar jendela.”Nyaris saja...,” kata Mikeru dalam hati.
Saat istirahat tiba, Mikeru dan Yuiki berbincang di ayunan tua, tempat Mikeru duduk sendirian sejak kelas 1 dahulu.
Mikeru berkata,”Walau aku pendiam begini, kamu tetap saja mau berbicara denganku. Teman-teman yang lain tidakpernah berbicara denganku seperti ini.”
Yuiki tertawa dan berkata,”Imut, dech, kamu~! Ya, itu karena aku ingin kamu mau mendukung. Pasti tiap orang begitu. Dari dulu, kamu tidak menonjol sama sekali. Terlalu pendiam dan ga pandai ngomong. Makanya orang-orang pada ga mau dekati kamu.”
Mikeru juga berpikir begitu.”Apa aku bisa seperti pemimpin?”
Tanya Mikeru. “Kalau mau berusaha, ya, bisa, kok,” Jawab Yuiki.
Pulang sekolah, Mikeru duduk-duduk di ayunan tua sendirian. Dia terus merenung. Kemudian, Ayumi datang dan mendekati Mikeru yang tengah duduk di ayunan.
“Tempat ini keren, ya!” Ucap Ayumi. Mikeru terkejut mendengar Ayumi berbicara.
“Kamu sering duduk di sini, ya, Harumi?” Tanya Ayumi.
“Ng... Ya...,” jawab Mikeru dengan pelan, “Kamu... kenal aku?” Ayumi
menjawab sambil tersenyum,”Ya, aku kenal. Kita’kan sekelas. Ya’kan?”
Mikeru betul-betul kaget karena Ayumi mau berbicara dengan Mikeru yang pendiam begitu.
Esok pagi, Mikeru memandang pemandangan sekolah di kelasnya. Dia memandang sambil mengingat pembicaraan Ayumi semalam.”Aku tak mengerti, tiba-tiba saja dia mau berbicara denganku semalam. Ada sesuatu, ya?” gelisah Mikeru.
Kemudian sore hari, Mikeru duduk di ayunan lagi. Datanglah lagi Ayumi untuk pertemuan ke-2.
”Harumi, ada yang ingin ‘kukatakan...,” kata Ayumi,” selama 5 tahun, kamu terus sendirian.Aku juga ingin mendukungmu. Aku... Aku... Aku menyukaimu, Harumi...”
Mikeru kaget sekali dan jantungnya berdetak cepat juga sedikit sesak.”Dia menyukaiku? Sejak kapan?” Tanya Mikeru dalam hati.
”Bo...Bohong...Itu ga mungkin...,” ucap Mikeru tanpa rasa percaya. “Aku tidak bohong...! Aku jujur... Aku menyukaimu karena kamu terus bersabar dan tak pernah mengeluh dalam 5 tahun ini,” kata Ayumi.
Mikeru berpikir, dia masih SD dan masih terlalu muda ‘tuk berpacaran. Apalagi, sekarang ketentuan masuk kelulusan. “Maaf, ya... Aku tidak bisa, Hinata... Kita belum begitu akrab... Dan kita masih SD... Maaf...,” kata Mikeru dengan ragu-ragu. Ayumi mengerti maksudnya dan menerima apa adanya. Kemudian mereka jalan bersama-sama sampai digerbang.
Sesampai digerbang, Ayumi mau mengajak Mikeru pulang. Mikeru bertanya, ”Eeh... Ga terbalik...?” Ayumi kaget dan tersenyum,“Iya, ya...”
Lalu, ada dua orang anak laki-laki melewati Mikeru dan Ayumi. Mereka sedang membicarakan seseorang. “Itu’kan anak yang tidak punya Ayah, ya’kan?” Tanya salah satu anak yang lewat itu ke teman sebelahnya.
”Ya, benar. Dia anak yang haram itu. Lahir diluar nikah. Anak tak berguna...,” jawab anak itu dengan sombong.
Mikeru kaget mendengar pembicaraan ke-2 anak tersebut.”Apa?”Tanya Mikeru dalam hati,”Aku anak haram?” Melihat Mikeru terbengong begitu, Ayumi bertanya,”Ada apa, Harumi?” Mikeru langsung murung dan tidak mendengar yang dikatakan Ayumi.
“Ya, aku tidak punya Ayah. Tapi, Ibu tidak pernah bilang tentang Ayahku. Apa benar aku anak haram?” Kata Mikeru dalam hati. Ayumi memanggil sekali lagi dan bertanya,”Harumi? Ada apa? Ada sesuatu?”
“Eeh...! Ga... Ga ada...,” saut Mikeru. Kata-kata anak-anak itu barusan membekas di hati Mikeru dan tak bisa dia lupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar