Setelah pulang dari permakaman Fantasy Kingdom, Mikeru langsung mengajak Ibunya untuk menemui seseorang.
“Kenapa tarik-tarik Ibu?”
“Ada lah. Ibu ikut saja,” kata Mikeru sambil menarik Ibunya.
Setelah itu, Mikeru dan kawan-kawan menunjukkan seseorang, yaitu Joe Harumi.
“Nah, ini orangnya, nyonya Naomi,” kata Teru.
“Hai, kakak,” senyum Joe.
Naomi tercengang dan berkata,”Joe? Kamu masih hidup?”
“Ya. Aku masih hidup.”
Naomi langsung memeluknya dan terharu,”Syukurlah. . .,” dia sangat bersyukur atas Adiknya masih hidup. Sekarang anggota Fantasy sudah bertambah 1, yaitu Joe. Walau kekuatannya belum pulih, dia harus menjaga Fantasy Kingdom selama Mikeru dan kawan-kawan pergi. Kemudian malamnya, mereka bersiap-siap untuk pergi ke tempat selanjutnya.
“Apa tidak istirahat dulu, Mikeru?”
“Tidak usah, Bu. Aku harus melanjutkan perjalanan berikutnya. Kalau tidak, aku tidak mendapat anggota yang bagus.”
Naomi tersenyum saja karena kerja keras anaknya. Dia hanya bisa mengurus urusan rumah tangga untuk saat ini. Dia merasa bersalah tentang Mikeru Ongakumori. Seharusnya, Naomi tidak mengizinkan suaminya pergi ke medan perang. Ya, inilah takdir yang sudah ditentukan.
Perjalan selanjutnya adalah Ōda, kota kelahiran Aruga Satomura, kota penuh pertanian dan perkebunan.
“Selanjutnya ke Ōda. Kemungkinan besar, di sini ada seseorang yang ahli pedang katana,” jelas Mikeru.
“Ya, kita ambil rute Nagareboshi area. Katanya di sini ada monster malam melintasi rute ini,” jelas Yuiki.
“Begitu. . .,” kata Teru.
“Sekian penjelasannya. Nah, kita lanjutkan perjalanan kita,” tegas Mikeru.
Mereka melanjutkan perjalanan mereka ke Nagareboshi Area, kemudian ke Ōda. Lumayan dekat daripada perjalanan ke makam Fantasy Kingdom.
Di Ōda, ada seorang anak laki-laki berlarian mengelilingi sawah dan meniup sedotan hijau yang menghasilkan suara bebek.
“Oi, Keigo! Jangan main musik saja! Bantuin siramin tanaman!” Teriak seorang pria sambil memegang penyiram.
“Iya, kak Musashi!” Jawab Keigo Ōda, seorang petani lobak biru.
Keigo Ōda merasa hidup ini sangat membosankan. Menjadi petani lobak biru tetap saja tidak kaya. Keigo ingin sekali Ayahnya sembuh dan bekerja seperti sedia kala.
“Seandainya, aku bisa menghasilkan pendapatan yang tinggi. . .,” kata Keigo dalam hati.
Sore hari, di pertengahan rute Nagareboshi Area dan Ōda, Mikeru mendengar suara anak laki-laki yang berkata, “Seandainya, aku bisa menghasilkan pendapatan yang tinggi. . . .” Mikeru melihat-lihat sekitar rute, tapi tidak ada orang selain teman-temannya.
“Ada apa, Harumi?” Tanya Ayumi
“Eh. . . Tidak ada. . .” Aneh rasanya, seperti ada seseorang yang berbicara di dekat sini.
Hari sudah larut, mereka langsung beristirahat. Tiba-tiba, terdengar lagi suara-suara di sekitar Mikeru yang berkata, “Andai saja aku bisa mendapat penghasilan yang tinggi, aku bisa mengobati Ayahku dan bekerja sebagai petani lobak biru.”
Mikeru langsung memeriksa di sekitarnya, tapi tidak ada.
“Ada apa, Mikeru. Dari tadi keliling-keliling aja kayak kesambet,” Kata Teru.
“Eh, kalian mendengar suara orang ‘gak di dekat sini?”
“Eh, nggak,” jawab Ayumi dan Yuiki
“Nggak,” jawab Teru.
“Emang, ada apa, Mikeru-kun? Menurutmu ada seseorang di sini?” Tanya Ai.
“Eh, tadi aku mendengar suara orang. Apa hanya halusinasi saja, ya? o½o?”
“Iya, kali,” kata Teru.
“Ouh, ya, sudah. . .”
Mikeru semakin penasaran. Dari tadi ada seseorang yang selalu memohon atau mengandai terus, tetapi itu tidak ada. Apa hanya halusinasi? Atau sesuatu petanda? Apa yang terjadi esoknya?
Tak terasa, kota Ōda terasa dekat. Jadi tidak sabar mencari orang-orang yang kuat untuk menjadi anggota Fantasy Kingdom. Ketika sampai di tepi hutan, terlihat sawah, ladang dan perkebunan yang luas di sana. Di tengah-tengah kota ada menara dan perkotaan. Sepertinya itu Ōda. “Keren, seperti di perkampungan,” kagum Ayumi.
“Jangan salah. Ini kota, loh. Walau kelihatannya seperti desa, tetapi pimpinannya walikota,” kata Teru.
“Ouh, ya? Jadi ini tempat kelahiran kakak?”
“Ya. Ini dia,” kata Mikeru, “Ayo, kita masuk ke dalam kota.”
Mereka memasuki kota Ōda yang penuh dengan tanaman-tanaman yang dirawat oleh penduduk-penduduk di sana. Di tengah kota, ramai sekali dengan penduduk yang jual beli di sana. “Ada yang perlu dibeli?” Tanya Mikeru.
“Iya, nih. Dari tadi, kita kehabisan obat-obatan karena burung-burung hantu semalam,” kesal Yuiki,”ya, udah. Aku mau jalan-jalan keliling kota. Hinata mau ikut?”
“Mau. Aku mau lihat-lihat panah,” Kata Ayumi.
“Ya, sudah. Ketemu di sini, ya,” kata Mikeru.
“Yoi,” jawab Yuiki.
Saat keliling-keliling kota, Ayumi dan Yuiki melihat banyak toko senjata di pinggir kota. Saat berjalan-jalan, Ayumi ditabrak oleh anak laki-laki, dan ternyata itu adalah Keigo.
“Eh, maaf,” kata Keigo sambil menggaruk kepala dan menunduk.
“Gak apa, kok,” kata Ayumi sambil tersenyum.
“Wah, cantik. Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya. Apa dia pengembara?” Tanya Keigo dalam hati.
“Hinata-san, ada banyak busur dan paneh keren,” ajak Yuiki.
“Ya,” jawab Ayumi, “Permisi dulu, ya.”
“Eh, ya,” jawab Keigo dengan malu-malu. Kemudian, Mikeru dan kawan-kawan pergi ke penginapan.
Malam hari, Mikeru merenung di teras penginapan, di bawah langit malam berbintang. Dia berpikir tentang seseorang yang selalu bermimpi ingin mendapat penghasilan. Tapi, dia tidak tahu di mana orang itu. “Harumi, kamu sedang apa?” Tanya Ayumi dari belakang.
“Eh, Hinata?” Mikeru langsung menoleh belakang, “Eh, aku hanya memandang bintang di langit.”
“Ouh. . . Lalu, soal orang yang ingin kita cari?”
“Aku tidak tahu. . . Aku tidak begitu kenal dengan orang-orang di sini.”
Ayumi terdiam tanpa kata. Kemudian muncul suara-suara monster dan bebek di atas gedung.
“Apa itu?”
“Hinata-san, kamu diam di sini. Aku akan periksa ke atas.” Mikeru langsung melompat ke atap lewat pagar teras. Di atap, ada 2 orang pria dan monster burung hantu, Utrix sedang bertarung. Satu meniup sedotan hijau untuk memancing Utrix, satu membidik Utrix dengan panah. Sayang, bidikan gagal. Mikeru langsung mengeluarkan pedangnya dan menebas Utrix. Monster itu tumbang dan tewas. “Wow, keren,” kagum pria itu.
“Terima kasih,” jawab Mikeru.
“Kita belum pernah bertemu sebelumnya. Namaku Musashi Ōda, dan dia adikku, Keigo.”
“Namaku Mikeru Harumi, mohon petunjuknya.” Keigo kagum dengan cara bertarung Mikeru. Ternyata ada orang yang lebih kuat dari kakaknya. “Sepertinya kamu bukan orang sini. Darimana kamu berasal?” Tanya Keigo.
“Oh, aku dari Hoshimura. Aku di sini ingin mencari orang-orang yang mempunyai bakat hebat”
“Hoshimura!? Itu’kan. . .,” kata Musashi sambil terkejut.
“Ya, Fantasia. . .”
“Wah, keren! Aku sangat bangga bisa bertemu orang dari Hoshimura.”
Keigo bingung sekali. Dia belum tahu tentang Hoshimura dan Fantasia. Kemudian mereka pergi dan pulang ke pertanian Blue Radish.
Di kediaman Keigo, Keigo penasaran tentang Hoshimura dan Fantasia. “Ada apa, Keigo? Dari tadi, kamu bengong aja,” tanya kakaknya.
“Eh, ada yang membuatku penasaran. Apa ituHoshimura dan Fantasia?”
“Ouh. . . Hoshimura itu kota yang berada di selatan Nagareboshi Area. Kemudian, Fantasia adalah nama dari Organisasi yang terdiri dari 4 kingdom. Fantasia berdekatan dengan Hoshimura. Begitu. . .”
“Ouh. Emang, Fantasia apa pekerjaannya?”
“Seperti agen-agen atau hunter. Mereka menerima request-request dari penduduk lokal maupun luar kota. Semua tergantung pada misi dan rewards-nya. Kita bisa kaya hanya menjadi seorang agen tingkat satu.”
Keigo tertarik mendengarnya. Sepertinya pekerjaan seperti itu, dia bisa mendapat penghasilan yang banyak. Cuma, dia tidak begitu pandai memakai senjata. Wah, dia tidak yakin bisa menjadi agen. Tengah malam, dia mengambil pedang Kurenai di atas lemari pakaian. Keigo latihan di tengah ladang padi milik tetangganya. Dia berlatih terus hingga ambruk di pagi hari. “Musashi!” Teriak tetangga Musashi, Pak Obata.
“Ada apa, Pak Obata?”
“Keigo ambruk di tengah sawahku. Entah kapan dia ambruk.”
Musashi segera melihat Keigo yang ambruk di sawah. Kemudian, Musashi segera membawa Keigo ke rumah. Pada pagi hari, Keigo siuman dari pingsannya. “Keigo. . . Apa yang kamu lakukan semalaman?” Tanya Musashi.
“Aku. . . Aku latihan pedang, kak.”
“Untuk apa?”
“Aku. . . Aku ingin ikut ke Fantasia. Aku ingin mendapat penghasilan tinggi untuk Ayah. Andai saja kalau aku bisa.”
Musashi terdiam. Baru pertama kali melihat Keigo yang malas, jahil, bandel dan tidak pintar ini ingin menyembuhkan Ayahnya. Mimpi yang mengejutkan.
Sebenarnya dari awal, Musashi ingin masuk ke Fantasiy Kingdom. Tetapi mendengar Fantasy Kingdom sudah bubar karena perang antar Darkness, Musashi tidak jadi pergi ke Hoshimura. Namun baru kali ini ada Fantasia, entah dari Kingdom mana, mencari orang untuk menjadi anggota.
Siangnya, Musashi pergi ke penginapan. Ternyata mereka sudah pergi ke Juno sekitar 30 menit yang lalu. Musashi langsung pergi ke arah timur kota dan berlari secepat mungkin.
Di perbatasan kota, Musashi melihat segerombolan anak muda dan di tengah ada anak berambut pirang. Kemudian Musashi mengejar mereka dan memanggil mereka,“Oi kalian semua!!!” Mikeru dan teman-teman menoleh ke belakang. “Musashi?” kata Mikeru.
“Tolong, kalian jangan pergi dulu. Tunggu adikku sembuh. Dia ingin masuk ke Fantasy Kingdom. Aku mohon bawa adikku ke Hoshimura bersama kalian,”kata Musashi sambil memohon.
Mereka semua tersenyum dan Mikeru berkata,”Teman-teman, kita balik lagi ke Ōda. Ada calon anggota di sana.”
“Ya,” jawab teman-teman yang lainnya.
Mereka kembali ke Ōda bersama Musashi. Esoknya, mereka akan pergi ke Juno bersama anggota baru, Keigo Ōda.