Mengenai Saya

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>WELCOME TO FANTASY LIVE BLOG

Sabtu, 29 Januari 2011

Fantasy Live 1:The Next Generation of Fantasy's King - Act 5

Act 5 : The Blue Radish Boy, Keigo Ōda  
Setelah pulang dari permakaman Fantasy Kingdom, Mikeru langsung mengajak Ibunya untuk menemui seseorang.
“Kenapa tarik-tarik Ibu?”
“Ada lah. Ibu ikut saja,” kata Mikeru sambil menarik Ibunya.
Setelah itu, Mikeru dan kawan-kawan menunjukkan seseorang, yaitu Joe Harumi.
“Nah, ini orangnya, nyonya Naomi,” kata Teru.
“Hai, kakak,” senyum Joe.
Naomi tercengang dan berkata,”Joe? Kamu masih hidup?”
“Ya. Aku masih hidup.”
Naomi langsung memeluknya dan terharu,”Syukurlah. . .,” dia sangat bersyukur atas Adiknya masih hidup. Sekarang anggota Fantasy sudah bertambah 1, yaitu Joe. Walau kekuatannya belum pulih, dia harus menjaga Fantasy Kingdom selama Mikeru dan kawan-kawan pergi. Kemudian malamnya, mereka bersiap-siap untuk pergi ke tempat selanjutnya.
“Apa tidak istirahat dulu, Mikeru?”
“Tidak usah, Bu. Aku harus melanjutkan perjalanan berikutnya. Kalau tidak, aku tidak mendapat anggota yang bagus.”
Naomi tersenyum saja karena kerja keras anaknya. Dia hanya bisa mengurus urusan rumah tangga untuk saat ini. Dia merasa bersalah tentang Mikeru Ongakumori. Seharusnya, Naomi tidak mengizinkan suaminya pergi ke medan perang. Ya, inilah takdir yang sudah ditentukan.
Perjalan selanjutnya adalah Ōda, kota kelahiran  Aruga Satomura, kota penuh pertanian dan perkebunan.
“Selanjutnya ke  Ōda. Kemungkinan besar, di sini ada seseorang yang ahli pedang katana,” jelas Mikeru.
“Ya, kita ambil rute Nagareboshi area. Katanya di sini ada monster malam melintasi rute ini,” jelas Yuiki.
“Begitu. . .,” kata Teru.
“Sekian penjelasannya. Nah, kita lanjutkan perjalanan kita,” tegas Mikeru.
Mereka melanjutkan perjalanan mereka ke Nagareboshi Area, kemudian ke Ōda. Lumayan dekat daripada perjalanan ke makam Fantasy Kingdom.
Di Ōda, ada seorang anak laki-laki berlarian mengelilingi sawah dan meniup sedotan hijau yang menghasilkan suara bebek.
“Oi, Keigo! Jangan main musik saja! Bantuin siramin tanaman!” Teriak seorang pria sambil memegang penyiram.
“Iya, kak Musashi!” Jawab Keigo Ōda, seorang petani lobak biru.
Keigo Ōda merasa hidup ini sangat membosankan. Menjadi petani lobak biru tetap saja tidak kaya. Keigo ingin sekali Ayahnya sembuh dan bekerja seperti sedia kala.
“Seandainya, aku bisa menghasilkan pendapatan yang tinggi. . .,” kata Keigo dalam hati.
Sore hari, di pertengahan rute Nagareboshi Area dan Ōda, Mikeru mendengar suara anak laki-laki yang berkata, Seandainya, aku bisa menghasilkan pendapatan yang tinggi. . . .” Mikeru melihat-lihat sekitar rute, tapi tidak ada orang selain teman-temannya.
“Ada apa, Harumi?” Tanya Ayumi
“Eh. . . Tidak ada. . .” Aneh rasanya, seperti ada seseorang yang berbicara di dekat sini.
Hari sudah larut, mereka langsung beristirahat. Tiba-tiba, terdengar lagi suara-suara di sekitar Mikeru yang berkata, “Andai saja aku bisa mendapat penghasilan yang tinggi, aku bisa mengobati Ayahku dan bekerja sebagai petani lobak biru.”
Mikeru langsung memeriksa di sekitarnya, tapi tidak ada.
“Ada apa, Mikeru. Dari tadi keliling-keliling aja kayak kesambet,” Kata Teru.
“Eh, kalian mendengar suara orang ‘gak di dekat sini?”
“Eh, nggak,” jawab Ayumi dan Yuiki
“Nggak,” jawab Teru.
“Emang, ada apa, Mikeru-kun? Menurutmu ada seseorang di sini?” Tanya Ai.
“Eh, tadi aku mendengar suara orang. Apa hanya halusinasi saja, ya? o½o?
“Iya, kali,” kata Teru.
“Ouh, ya, sudah. . .”
Mikeru semakin penasaran. Dari tadi ada seseorang yang selalu memohon atau mengandai terus, tetapi itu tidak ada. Apa hanya halusinasi? Atau sesuatu petanda? Apa yang terjadi esoknya?
Tak terasa, kota Ōda terasa dekat. Jadi tidak sabar mencari orang-orang yang kuat untuk menjadi anggota Fantasy Kingdom. Ketika sampai di tepi hutan, terlihat sawah, ladang dan perkebunan yang luas di sana. Di tengah-tengah kota ada menara dan perkotaan. Sepertinya itu Ōda. “Keren, seperti di perkampungan,” kagum Ayumi.
“Jangan salah. Ini kota, loh. Walau kelihatannya seperti desa, tetapi pimpinannya walikota,” kata Teru.
“Ouh, ya? Jadi ini tempat kelahiran kakak?”
“Ya. Ini dia,” kata Mikeru, “Ayo, kita masuk ke dalam kota.”
Mereka memasuki kota Ōda yang penuh dengan tanaman-tanaman yang dirawat oleh penduduk-penduduk di sana. Di tengah kota, ramai sekali dengan penduduk yang jual beli di sana. “Ada yang perlu dibeli?” Tanya Mikeru.
“Iya, nih. Dari tadi, kita kehabisan obat-obatan karena burung-burung hantu semalam,” kesal Yuiki,”ya, udah. Aku mau jalan-jalan keliling kota. Hinata mau ikut?”
“Mau. Aku mau lihat-lihat panah,” Kata Ayumi.
“Ya, sudah. Ketemu di sini, ya,” kata Mikeru.
“Yoi,” jawab Yuiki.
Saat keliling-keliling kota, Ayumi dan Yuiki melihat banyak toko senjata di pinggir kota. Saat berjalan-jalan, Ayumi ditabrak oleh anak laki-laki, dan ternyata itu adalah Keigo.
“Eh, maaf,” kata Keigo sambil menggaruk kepala dan menunduk.
“Gak apa, kok,” kata Ayumi sambil tersenyum.
“Wah, cantik. Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya. Apa dia pengembara?” Tanya Keigo dalam hati.
“Hinata-san, ada banyak busur dan paneh keren,” ajak Yuiki.
“Ya,” jawab Ayumi, “Permisi dulu, ya.”
“Eh, ya,” jawab Keigo dengan malu-malu. Kemudian, Mikeru dan kawan-kawan pergi ke penginapan.
Malam hari, Mikeru merenung di teras penginapan, di bawah langit malam berbintang. Dia berpikir tentang seseorang yang selalu bermimpi ingin mendapat penghasilan. Tapi, dia tidak tahu di mana orang itu. “Harumi, kamu sedang apa?” Tanya Ayumi dari belakang.
“Eh, Hinata?” Mikeru langsung menoleh belakang, “Eh, aku hanya memandang bintang di langit.”
“Ouh. . . Lalu, soal orang yang ingin kita cari?”
“Aku tidak tahu. . . Aku tidak begitu kenal dengan orang-orang di sini.”
Ayumi terdiam tanpa kata. Kemudian muncul suara-suara monster dan bebek di atas gedung.
“Apa itu?”
“Hinata-san, kamu diam di sini. Aku akan periksa ke atas.” Mikeru langsung melompat ke atap lewat pagar teras. Di atap, ada 2 orang pria dan monster burung hantu, Utrix sedang bertarung. Satu meniup sedotan hijau untuk memancing Utrix, satu membidik Utrix dengan panah. Sayang, bidikan gagal. Mikeru langsung mengeluarkan pedangnya dan menebas Utrix. Monster itu tumbang dan tewas. “Wow, keren,” kagum pria itu.
“Terima kasih,” jawab Mikeru.
“Kita belum pernah bertemu sebelumnya. Namaku Musashi Ōda, dan dia adikku, Keigo.”
“Namaku Mikeru Harumi, mohon petunjuknya.” Keigo kagum dengan cara bertarung Mikeru. Ternyata ada orang yang lebih kuat dari kakaknya. “Sepertinya kamu bukan orang sini. Darimana kamu berasal?” Tanya Keigo.
“Oh, aku dari Hoshimura. Aku di sini ingin mencari orang-orang yang mempunyai bakat hebat”
“Hoshimura!? Itu’kan. . .,” kata Musashi sambil terkejut.
“Ya, Fantasia. . .”
“Wah, keren! Aku sangat bangga bisa bertemu orang dari Hoshimura.”
Keigo bingung sekali. Dia belum tahu tentang Hoshimura dan Fantasia. Kemudian mereka pergi dan pulang ke pertanian Blue Radish.
Di kediaman Keigo, Keigo penasaran tentang Hoshimura dan Fantasia. “Ada apa, Keigo? Dari tadi, kamu bengong aja,” tanya kakaknya.
“Eh, ada yang membuatku penasaran. Apa ituHoshimura dan Fantasia?”
“Ouh. . . Hoshimura itu kota yang berada di selatan Nagareboshi Area. Kemudian, Fantasia adalah nama dari Organisasi yang terdiri dari 4 kingdom. Fantasia berdekatan dengan Hoshimura. Begitu. . .”
“Ouh. Emang, Fantasia apa pekerjaannya?”
“Seperti agen-agen atau hunter. Mereka menerima request-request dari penduduk lokal maupun luar kota. Semua tergantung pada misi dan rewards-nya. Kita bisa kaya hanya menjadi seorang agen tingkat satu.”
Keigo tertarik mendengarnya. Sepertinya pekerjaan seperti itu, dia bisa mendapat penghasilan yang banyak. Cuma, dia tidak begitu pandai memakai senjata. Wah, dia tidak yakin bisa menjadi agen. Tengah malam, dia mengambil pedang Kurenai di atas lemari pakaian. Keigo latihan di tengah ladang padi milik tetangganya. Dia berlatih terus hingga ambruk di pagi hari. “Musashi!” Teriak tetangga Musashi, Pak Obata.
“Ada apa, Pak Obata?”
“Keigo ambruk di tengah sawahku. Entah kapan dia ambruk.”
Musashi segera melihat Keigo yang ambruk di sawah. Kemudian, Musashi segera membawa Keigo ke rumah. Pada pagi hari, Keigo siuman dari pingsannya. “Keigo. . . Apa yang kamu lakukan semalaman?” Tanya Musashi.
“Aku. . . Aku latihan pedang, kak.”
“Untuk apa?”
“Aku. . . Aku ingin ikut ke Fantasia. Aku ingin mendapat penghasilan tinggi untuk Ayah. Andai saja kalau aku bisa.”
Musashi terdiam. Baru pertama kali melihat Keigo yang malas, jahil, bandel dan tidak pintar ini ingin menyembuhkan Ayahnya. Mimpi yang mengejutkan.
Sebenarnya dari awal, Musashi ingin masuk ke Fantasiy Kingdom. Tetapi mendengar Fantasy Kingdom sudah bubar karena perang antar Darkness, Musashi tidak jadi pergi ke Hoshimura. Namun baru kali ini ada Fantasia, entah dari Kingdom mana, mencari orang untuk menjadi anggota.
Siangnya, Musashi pergi ke penginapan. Ternyata mereka sudah pergi ke Juno sekitar 30 menit yang lalu. Musashi langsung pergi ke arah timur kota dan berlari secepat mungkin.
Di perbatasan kota, Musashi melihat segerombolan anak muda dan di tengah ada anak berambut pirang. Kemudian Musashi mengejar mereka dan memanggil mereka,“Oi kalian semua!!!” Mikeru dan teman-teman menoleh ke belakang. “Musashi?” kata Mikeru.
“Tolong, kalian jangan pergi dulu. Tunggu adikku sembuh. Dia ingin masuk ke Fantasy Kingdom. Aku mohon bawa adikku ke Hoshimura bersama kalian,”kata Musashi sambil memohon.
Mereka semua tersenyum dan Mikeru berkata,”Teman-teman, kita balik lagi ke Ōda. Ada calon anggota di sana.”
“Ya,” jawab teman-teman yang lainnya.
Mereka kembali ke Ōda bersama Musashi. Esoknya, mereka akan pergi ke Juno bersama anggota baru, Keigo Ōda.

Kamis, 27 Januari 2011

Fantasy Live 1:The Next Generation of Fantasy's King - Act 4


Act 4 : The First Journey


            Tak terasa sudah lima tahun lamanya, akhirnya anak-anak SD Agito yang ceria sudah menjadi anak SMA Agito yang sudah dewasa.
            “Wah, tak terasa sudah mau masuk semester baru. Hah . . . Apa lagi mau lulusan. Menyulitkan,” Kata Teru Shigeru sambil tiduran di padang rumput.
            “Oya? Menurutku, kamu akan lulus. Soalnya, kamu pintar sekali di bidang bela diri.Apalagi, kamu seorang Ninja.Wah, sebentar lagi kamu sudah menjadi King of Dreamless. Kesepian, nih,” kata Yuiki Sekidō sambil duduk di sebelah Teru.
            “Ehehehe,” sambil tertawa, “Ada juga yang kesepian.”
“Ya, iyalah!Teman-teman pasti juga begitu.Apalagi calon King of Fantasy.Pasti sangat kesepian.”
“Ehehehe… Geli aku mendengar perkataanku.”
“Dasar. . .Malah tertawa pula satu ini,” kata Yuiki sambil menggerutu.
Muncul anak laki-laki dari atas bukit padang rumput. “Maaf, membuat kalian menunggu.”
“Baru saja diomongin,” kata Yuiki sambil tersenyum.
“Wah, ada calon King, nih,” kata Teru.
“Oya?” Tanya Mikeru Harumi.
“Mana Hinata-san?Biasanya, dia pergi sama kamu,” Tanya Yuiki.
“Eh, katanya, dia mau membantu Ayahnya,” Jawab Mikeru.
“Ya, sudah.Aku mau pulang.Ada urusan dengan King,” kata Teru.
“Setiap hari kamu berurusan dengan Ayahmu’kan?Alasan,” kata Yuiki sambil menggerutu.
“Ehehehe, iya.Ya, sudah.Sampai jumpa besok,” Teru pergi seperti ninja pada umumnya.
“Kebiasaan,” kata Yuiki.
“Ya, begitulah seorang ninja,” kata Mikeru sambil tersenyum.
“Oh, ya.Ada yang ingin kubicarakan.”
            “Apa itu?”
            “Soal perang 16 tahun yang lalu, aku tidak tahu permakaman Ayahku di mana. . .”
“Kalau tidak salah, Mikeru, Beliau dimakamkan di medan perang oleh Darkness dan Dreamless Kingdom.Cuma, aku tidak tahu apakah makam itu masih ada atau tidak.”
“Ouh, begitu. Kira-kira di mana permakaman Ayah dan anggota lainnya?”
“Emm. . . .,” sambil berpikir.”Kata orang, sih, di daerah rute Hoshimura dan Azure.Aku kurang tahu juga. Untuk apa, ya?”
“Eh. . . Aku ingin mengambil pedang Ayah.”
“Eh!!!,” terkejut, ”Untuk apa kamu mengambilnya?”
“Aku ingin keliling dunia untuk mencari orang-orang yang mempunyai kekuatan yang aneh dan luar biasa untuk menjadi anggota Fantasy Kingdom.”
“Kau yakin??”
“Ya, aku yakin.Ini demi jasa Ayahku dan demi orang-orang juga.Kalau tidak kucari, markas akan digusur tanpa ada persetujuan.”
“Ouh, begitu.Kalau begitu, aku ikut, dong!” Seru Yuiki.
“Pasti.Aku sangat mengandalkanmu di bidang navigasi,” kata Mikeru sambil tersenyum-senyum.
“Teru bagaimana?”
“Aku rasa, dia tak akan ikut karena Dreamless.”
“Kalau begitu, ajak saja Hinata-san.Mungkin dia bisa diandalkan.Katanya, dia diajari memanah dan sihir oleh temannya sejak akhir semester 2 kelas 3 SMP,” kata Yuiki sambil menggosok-gosok dagu.
Mikeru tercengang dan berkata,”Masa?Kok, aku baru tahu?”
“Namanya surprise,” kata Yuiki sambil senyum,”Ya, aku tidak tahu sebabnya.Tapi Hinata-san sangat perhatian dengan kamu, ya.Sejak kelas 6, dia selalu menyemangati kamu.Apa ada yang terjadi sesuatu?”
Mendengar perkataan Yuiki tadi, dia jadi teringat Ayumi menyatakan perasaan pada saat kelas 6 itu.Mengingat itu, muka Mikeru jadi merah.
“Anu, itu aku tidak tahu,” kata Mikeru tersendat-sendat.
“Loh, kok, jadi deg-degan dan panas, ya?”Tanya Mikeru dalam hati.
“Ada apa, Mikeru? Kok, mukanya merah begitu?Sakit, ya?”
“Gak ad.Aku baik-baik saja.”
“Ouh. . .Kalau begitu, aku duluan, ya.Aku mau kerjakan tugasku.Sampai jumpa,” pamit Yuiki sambil melambai-lambi tangan.
Mikeru merasa aneh.Kenapa tadi dia merasa deg-degan saat teringat kejadian masa lalu.
Di rumah keluarga Harumi, Naomi Harumi memikirkan masa depan Fantasy Kingdom. Dia bingung apa yang harus dia lakukan untuk memajukan Fantasy Kingdom semasa jabatan anaknya. Tak lama, Mikeru pulang dari padang rumput.
“Aku pulang.”
“Selamat datang,” sapa Naomi, “Bagaimana sekolahnya?”
“Baik-baik saja, kok, Bu. Oya, aku mandi dulu, ya.”
“Ya, silahkan,” kata Naomi.
Setelah itu, Mikeru membicarakan tentang pencarian anggota Fantasy Kingdom. Ibunya kaget dan berkata, ”Tapi, nak. . . Apa tidak apa-apa sekarang ini kamu berhenti?”
“Ya, mau bagaimana lagi, Bu?Pimpinan Fantasia pasti menggusur markas Fantasy Kingdom tanpa persetujuan Ibu.Aku tidak mau kenangan Ibu di masa lalu dihancurkan,” jelas Mikeru sambil tersenyum.
Ibunya terharu dan berkata, “Terima kasih.Kalau itu jalan yang ingin kamu ambil, berusahalah.Jangan berhenti untuk meneruskan jasa Ayahmu.”
“Pasti, Bu. Akan kuteruskan demi Fantasy Kingdom.”
Ya, Mikeru akan mengambil jalan untuk berhenti sekolah. Padahal sayang sekali. Dia sudah kelas 2 SMA, sebentar lagi dia akan kelas 3. Mau bagaimana lagi? Kalau Fantasy Kingdom hancur, Mikeru tak akan bisa menjadi pemimpin.
Esoknya, SMA Agito heboh sekali karena Yuiki, Ayumi dan Mikeru mengundurkan diri dari sekolah.Teman-teman sekolahnya pergi ke rumah Mikeru.
“Mikeru, kenapa kamu tidak sekolah lagi?Sayang, loh,” kata Linda.
“Iya, kami jadi kesepian, nih,” kata Akihiko.
“Ya, aku tahu.Ya, ini demi jasa Ayahku dan markas Fantasy Kingdom.Aku harus menjaganya.Mungkin aku tak’kan ketemu dalam waktu yang sangat panjang.Maaf, ya teman-teman.Aku harus berhenti sekolah tanpa memberitahu kalian terlebih dahulu,” jelas Mikeru.
“Tak apa, kok.Kalau ini yang kamu pilih, kami akan mendukungmu dari belakang.”
“Terima kasih, teman-teman.”
2 hari kemudian, Mikeru, Ayumi dan Yuiki akan segera pergi ke makam Fantasy Kingdom. Kemudian, tak lama di perbatasan Hoshimura.
“Oi, kenapa kalian tidak mengajakku?”Tanya seseorang di atas tiang perbatasan.
“Teru!?” kaget Mikeru.
“Oi, calon King.Kalau mau berkelana ajak-ajak, dong.Masa cewek-cewek aja yang kamu ajak?”
“Ku pikir kamu akan sibuk tahun ini, jadi tak’kan kuajak.”
“Kejam banget.Aku akan ikut kalian.”
“Tapi, kak Shigeru. . . Kakak’kan mau lulusan. . .,” kata Ayumi.
“Tak apa, Ayumi-san. Lagian, sebentar lagi aku akan menjadi King. Sia-sia juga,” kesal Teru.
Muncul seorang wanita yang berpakaian futuristik dan wanita berkulit coklat mendekati Mikeru dan kawan-kawan. Ternyata itu Ai Fuyuki dan Jane Beltegeuse, teman Ayumi yang 3 tahun lebih tua dari Ayumi dan selalu menjaga Ayah Ayumi ketika Ayumi sedang pergi.
“Kak Fuyuki? Kak Beltegeuse?” Kaget Ayumi.
“Oi, rambut pirang.Aku ingin ikut kalian,” kata Ai.
“Untuk apa, kak?” Tanya Mikeru.
“Aku mau ke Tōgawa.Aku ingin mencari Vea, si Summoner of Truth,” kata Ai sambil menepuk punggung Mikeru.
“Ya, boleh, kalau begitu.”
Ayumi memandang Jane dan berkata, “Jaga Ayah, ya, Jane.”
“Pasti, Ayumi-san. Aku akan menjaga Ayah anda dengan sebaik mungkin,” tegas Jane.
“Nah, ayo, kita berangkat,” ajak Mikeru.
“Ok!” seru mereka semua.
Saat mereka berjalan, Ayumi melihat ke belakang dan melambaikan tangannya untuk menandakan tanda perpisahan.Ayumi sangat khawatir karena Ayahnya sedanf sakit-sakitan dan sudah sangat tua.Makanya, dia menyuruh Jane untuk menjaga Ayahnya.
Nah, perjalanan pertama sudah di mulai.Di mulai ke Hoshimura dan mengikuti rute Hoshimura-Azure.Kemungkinan ini jalannya menuju ke makam-makam anggota Fantasy Kingdom.Di rute ini, tidak banyak monster lewat dan kemungkinan rute ini tempat Darkness lewat.
Di tengah jalan, ada Darkness muda menyerang.Kelompok Mikeru langsung memasang posisi dan menyerang Darkness itu.Kemudian Darkness itu lenyap dan meninggalkan sesuatu.
“Pemata?” Tanya Teru.
“Itu Azure stone,” jawab Ai, “Itu digunakan untuk membuka gerbang Azure.”
Mereka melanjutkan perjalanannya ke kuburan-kuburan itu.Ternyata dalam 5 jam, mereka sudah menemukan gundukan yang diatasnya senjata-senjata.
“Ini dia makam-makam Fantasy Kingdom,” kata Yuiki.
“Ouh.Jadi ini dia,” kata Teru.
Mereka keliling kuburan.Saat berkeliling, Ayumi melihat makam yang terbuka di pinggir-pinggir hutan.Dia melihat rangka yang kepalanya tertusuk panah. Dia melihat ada nama “Aruga Satomura” di bajunya.
“Kakak. . .”
“Hinata, kamu sedang apa?” Tanya Mikeru. Mikeru langsung melihat rangka di dalam kuburan yang sudah terbuka.”Ini kakak pertamamu?”
“Iya, dia Kak Aruga.Ternyata dia tewas mengenaskan,” kata Ayumi, “Nah, carilah pedang Ayahmu.”
“Ya…,” saut Mikeru.
“Oi, ada kuburan terbuka!” Teriak Teru,”Mana belum membusuk.”
“Eh! Lihat!” seru Yuiki.
“Sssst! Kalian tenanglah.Ini kuburan, bukan pertunjukan,” jelas Ai.
“Dia nona Debi dan nona Chichi’kan?”
“Ya.Sepertinya mereka meninggal karena kehabisan tenaga untuk mengeluarkan sihir,” kata Teru sambil garuk-garuk kepala.
Lalu Yuiki dan Teru melihat ada lagi kuburan yang terbuka lagi.Dia melihat anak laki-laki yang tertusuk dadanya oleh panah.
“Dia siapa?”
“Beliau ini adik nyonya Naomi Harumi, Joe Harumi. . . Hei, sepertinya, beliau belum meninggal.Dia hanya terkena segel saja.Coba kita angkat,” suruh Teru.
Mereka mengangkat Joe dari makam dan Teru mencoba untuk melepas panah itu dari dadanya.
“Apa Ayah tidak periksa?”
“Entah, aku tidak tahu.Ayahmu, sih, matanya belok,” ledek Yuiki.
Joe terbangun dari tidurnya selama 15 tahun. “Loh, aku belum tewas?” Tanya Joe.
“Anu, tuan Harumi,” kata Yuiki dengan heran.
“Kalian siapa, ya?”Tanya Joe untuk ke-2 kalinya.
Sementara Yuiki dan Teru menceritakan tentang kejadian 15 tahun yang lalu, Mikeru masih mencari-cari makam Ayahnya.Lalu dia menemukan pedang biru yang tertancap di atas makam.Sepertinya, Mikeru seperti tidak asing melihatnya.
“Apa ini makam Ayah?”
Kemudian, dia mengambil pedang yang tertancap itu. Pedang itu namanya White Knight of Fantasy. Pedang ini dibuat oleh Hou Shishioh sebelum perang Fantasy versus Darkness.
“A. . . Apa !? 15 tahun!?” kaget Joe.
“Iya. Anda sudah 15 tahun tertidur alias tersegel di sini,” jawab Yuiki.
“Oh, tidak!!!” Teriak Joe,”Tidak mungkin!!!!!”
“Anu, sabar, tuan,” kata Teru.
“Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Hitoni, Kak Hou, Kak Richard, Kak Aruga dan kakak ipar?”
“Eh, itu. . .,” kata Yuiki dengan gugup-gugup.
“Sepertinya tuan Harumi ditembak sebelum kematian mereka,” kata Teru dalam hati.“Hanya anda yang selamat.Ya, anda termasuk hebat.Selamat dari perang,” ragu Teru.
“Eh… Bohong… Mereka kalah??Itu tidak mungkin.”
Mereka berdua langsung terdiam.
“Mereka ber-5 tidak mungkin menang ,” kata Joe.
Mereka langsung termelongo.“Tarik ucapan aku tadi, Bodoh!” kesal Teru sambil memukul kepala Joe. “Aduh! ”
“Kok, kamu pukul?” Tanya Yuiki.
“Apaan dia!?Ngomongnya sembarangan!”
“Siapa tahu Darkness, bodoh!”Marah Yuiki memukul bahunya Teru.
“Aduh, sakit tahu!” Marah Teru.
“Kalian sedang apa? Ayo, kita pulang,” suruh Ai sambil menarik baju Teru.
“Oi, lepaskan!
Kemudian, Mikeru dan kawan-kawan kembali ke Hoshimura, bersama Joe Harumi dan pedang White Knight.

Fantasy Live 1:The Next Generation of Fantasy's King - Act 3


Act 3 : The Third King of Fantasy


Esoknya, di SD Agito, keadaan sedikit berubah. Mikeru pergi ke sekolah bersama Yuiki, Ayumi, dan Teru, walau dia sudah SMP. Saat di kelas, Ayumi membicarakan soal kakaknya yang sudah lama meninggal itu. Dimulai dari ciri-cirinya sampai sifat aslinya. Semua heran dengan Ayumi berbicara dengan Mikeru, kecuali Yuiki.
“Ngapain dia bicara dengan anak itu?” Tanya salah gadis murid 6-9. “Dia’kan anak yang haram itu,” kata anak yang pernah menggosipi Mikeru.
“Kata siapa dia anak seperti itu?”Kata Yuiki dari belakang orang tersebut.
“Uwaaaa!!! Monster!!!” teriak anak itu. “Jangan seenaknya ngomong! Kalian tau Mikeru Ongakumori?”Tanya Yuiki.”Ya, aku kenal beliau. Beliau adalah King-2 Fantasy yang telah menghilang. Kalau ada orang yang menjelekkan kelurganya, dia pasti mengutuk kita,” kata si gadis.
“Begitukah?”Tanya Yuiki dengan wajah seram,”Apa kalian tidak tau anak siapa yang kau bicarakan itu?”
“Eh? Anak pendiam itu?” Tanya si Cowok itu.
“Yang kalian bicarakan itu adalah anak asli Mikeru Ongakumori! Kalian sudah dikutuk!” Seru Yuiki sambil menakuti ke-2 anak itu.
“Apa!!???”Teriak mereka ber-2,”Dia anak King!? Terkutuklah kami!!!><
“Hah!? Kamu bilang apa? Haruda anak King!? Masa?”Kejut Akihiko Aoboshi. Yuiki langsung menunjukkan pipi Mikeru dan matanya, “Kau lihat buktinya sendiri.”
“Kau benar! Aku baru tau kalau dia anak tuan Ongakumori. Aku harus minta maaf karena sudah mengucilkannya. Terima kasih, Sekidō!” Seru Akihiko.
Akihiko menghampiri Mikeru dan berseru, “Maaf’kan aku, Tuan Muda! Hamba sudah melakukan yang keji kepada Tuan Muda, mohon pengampunannya!”
“Eeh...,” Mikeru kebingungan, “Ketua kelas???” Ayumi dan Yuiki tertawa dengan tingkah Akihiko dan teman-teman yang bersujud kepada Mikeru. Anak-anak 6-9 mengakui bahwa Mikeru adalah murid 6-9 yang seutuhnya.
Mendengar berita bahwa Mikeru anak Mikeru Ongakumori, anak-anak mengenalnya, hingga Kepala Sekolah dan para guru pun juga tau. Sampai SMP Agito pun juga tau.”Saya tak menyangka bahwa anak pendiam itu adalah Mikeru Ongakumori, alumni SMP Agito dan King Fantasy. Sungguh menakjubkan!” Kagum Kepala Sekolah SD Agito. “Saya sependapat, Pak Manabe.Anak itu penuh kejutan. Pantas saja, saya melihat anak itu sekilas seperti Mikeru Ongakumori. Saya jadi kagum dengan anak itu,” kata salah satu guru SMP Agito.Saat Kepala Sekolah berbicara dengan guru SMP Agito, ada seseorang yang bersembunyi. Ya, itu Teru, anak ninja. “Oo, Mikeru sudah terkenal,”Bisik Teru.
Saat pembicaraan antara murid tentang Mikeru berlangsung, salah satu agen Darkness Kingdom, Ai Fuyuki, mengintai anak-anak murid SD Agito. “Sepertinya, Fantasy Kingdom yang menghilang telah tumbuh kembali oleh raja ke-2.”

Sudah 11 tahun, markas Fantasy Kingdom kosong.Pimpinan Fantasia memutuskan untuk menggusur tempat itu untuk dikosongkan.Kemudian siang hari, Lenne, salah satu anggota atasan memberitahu tentang penggusuran kepada Naomi.
“Apakah anda setuju untuk penggusuran ini?”
“Eh. . . . Bagaimana, ya. . . .??”
“Anda boleh menjawab kapan saja jika anda masih ragu-ragu.Kalau begitu, saya permisi dulu,” pamit Lenne dan segera meninggalkan kediaman keluarga Harumi.
Tanpa mereka sadar, Mikeru mendengar pembicaraan mereka. Mendengar markas Fantasy Kingdom akan digusur, Mikeru kebingungan. Jika Ibunya menjawab “Ya” , Fantasy Kingdom benar-benar tidak ada lagi. Kalau begitu, Mikeru hanya bisa memberitahu kepada Ibunya tentang perkataan teman-temannya.
“Mikeru?Sedang apa kamu di luar?”
“Eh, ga ada, Bu,” kata Mikeru sambil tersenyum.Mikeru langsung mendekati Ibunya.
“Ibu. . . .”
“Ya, ada apa, Mikeru?”
“Ada yang ingin ‘ku tanyakan, Bu.”
“Apa itu?”
“Tante, tadi membicarakan apa?”
“Eh, hanya curhat saja,” kata Ibunya.Mikeru langsung tersenyum seolah-olah seperti kecewa.
“Bukan tentang penggusuran markas Fantasy Kingdom’kan, Bu?”
“Eh!” Ibunya langsung kaget, “Maksudnya??”
“Aku mendengar pembicaraan Ibu dengan Tante tadi.Aku harap Ibu menjawab “Tidak” nanti.”
“Eh?” Ibunya termelongo, “Jangan-jangan. . .”
“Ya, aku sudah tahu tentang Fantasy Kingdom sebenarnya.Kenapa Ibu membohongiku, Bu? Andai Ibu memberitahu ku tentang yang sebenarnya, aku tidak akan dikucilkan, diintimidasi dan tidak akan dianggap anak yang haram. Untungnya, teman-temanku tahu soal Ayah.”
“Ayah?Kamu. . .”
“Ya, aku juga tahu tentang Ayahku,” sambil tersenyum, “Padahal, Ayah sudah berjasa. Kenapa Ibu berbohong,” Tanya Mikeru.
Ibunya terdiam.“Ibu?”
“Maaf’kan Ibu, Mikeru. Ibu tidak tahu kalau kamu akan seperti ini, nak,” Kata Ibunya sambil menangis dan memeluk Mikeru.” Tak apa, kok, Bu. Teman-teman sudah tahu tentang hal ini. Teman-teman begitu kaget mendengarnya kalau aku anak seorang pemimpin,” kata Mikeru sambil tersenyum., “Aku ingin Ibu tidak menyetujui penggusuran markas karena aku ingin menggantikan Ayah nantinya.”
“Ya. Ibu akan menjawab sesuai keinginan anakku. Ibu janji.”
Nah, penggusuran markas Fantasy Kingdom batal. Tapi belum tahu apa yang akan terjadi nantinya. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Fantasy Live 1:The Next Generation of Fantasy's King - Act 2


Act 2 : The Broken Fantasy Kingdom


            Esoknya, Mikeru menyendiri di ayunan tua dan merenung lagi.”Semua pasti sudah tau kalau aku anak yang tidak berguna...,” kata Mikeru dalam hati. Saat itu, anak-anak menjauhi daerah yang berada di depan  Mikeru berada. Ya, sesuai perkataan Mikeru, anak-anak menjauhi Mikeru karena Mikeru dikira anak tak berguna. Pada saat pelajaran berlangsung, Mikeru tetap di ayunan tua dan membolos. Tak lama pada saat bel jam ke-2 berbunyi, lapangan basah karena hujan. Mikeru tetap aja diam di ayunan tua walaupun basah.
           Di kelas 6-9, Ayumi memandang luar jendela dan melihat rintikan hujan lebat di sana.”Perasaan, Harumi masuk, deh...,” kata Ayumi dengan heran.
            Saat istirahat, Ayumi dan Yuiki pergi ke ayunan tua. Ternyata, ayunan tua itu kosong. “Mikeru ke mana ya?” Heran Yuiki. “Eeh! Sekidō mencari Harumi, ya~?” Tanya Ayumi.
“Ya, aku mencarinya. Tadi pagi, dia berjalan ke arah sekolah. Tapi dia ga masuk kelas. Apa dia membolos?” ucap Yuiki. “Membolos!” Kaget Ayumi,”Kok, dia begitu?”
“Entalah... Aku juga tidak tau. Memang apa yang terjadi semalam, ya? Apa dia tidak enak badan?” Mendengar perkataan Yuiki, Ayumi teringat semalam, saat Mikeru terbengong dan murung.
”Hei, Ayumi! Kamu mau mencari siapa?” Tanya seorang gadis dari 6-9 ke Ayumi.”Eh! Aku mencari Harumi. Apa kau tau di mana Harumi?” Tanya Ayumi. Anak itu begitu kaget dan berkata,”Harumi!? Maksudmu, Mikeru Harumi, anak haram itu?”
“Anak haram!? Apa maksudmu? ” Tanya Yuiki dengan jengkel.
“Masa kamu tidak tau, Yuiki? Dia’kan anak lahir di luar nikah. Ya’kan?” kata anak itu. “Hei! Jangan sembarangan ngomong, dong! Dia anak normal, kok! Kamu tidak boleh katakan seperti itu!”Marah Yuiki. Mendengar perdebatan Yuiki dengan anak itu, Ayumi langsung melerai mereka berdua dari perdebatan tersebut.
Di Kompleks Fantasia, Ibu Mikeru, Naomi Harumi, sedang menyiram bunga. Tak lama, datang Mikeru dengan wajah murung.”Mikeru, ce... Kamu kenapa, Mikeru!? Kok, basah kuyup begitu?” Kaget Naomi. “Aku telat tadi, Bu. Lalu, pintu sekolah terkunci dan hujan. Jadi agak cepat.”
“Telat? Bukannya kamu tadi agak kepagian datangnya?” Heran Naomi.”Iya, tadi banyak halangan. Sudah, ya, Bu. Aku mau ganti baju,” kata Mikeru sambil berjalan masuk ke rumah. “Ya...,” ucap Naomi dengan heran.
Kemudian, pada saat anak-anak pulang sekolah, Mikeru pregi ke atas teras gedung Fantasy Kingdom dan melamun disana. Dia mengingat lagi perkataan anak-anak itu dan menangis sendiri. Teru, yang sedang melompat-lompat, mampir ke tempat Mikeru berada.
“Oi, kenapa kamu?” Tanya Teru. Mikeru melihat ke arah wajah Teru.
”Kak... Kak Teru?” kejut Mikeru sambil mengusapkan air matanya.
“Hei, laki-laki itu tidak boleh menangis, tau... Kenapa kamu menangis?” Tanya Teru lagi. Mikeru langsung terdiam tanpa berkata.
”Apa ada yang mengintimidasi kamu? Atau apa?” Tanya Teru untuk ke-2 kalinya.
”Tidak... Tidak ada...,” jawab Mikeru dengan pelan. Teru begitu prihatin melihat keadaan Mikeru yang sekarang.
“Benar tidak ada, Mikeru? Ya, sudah. Aku pergi dulu, ya! Ada urusan dengan King. Sampai jumpa!”
“Ya, sampai jumpa...,” ucap Mikeru sambil melambaikan tangan dengan pelan-pelan.
Mengingat perkataan Teru barusan, Mikeru ingat kalau Teru adalah anak tunggal dari King Dreamless, Edou Azuma. Memang enak menjadi calon pemimpin. Ya, itu adalah impian Mikeru. Tetapi rasanya tidak mungkin karena tidak menonjol dan anak tak berguna. Mikeru langsung menjadi anak terlalu pesimis.
“Harumi, kamu sudah pulang?” Tiba- tiba, Ayumi muncul di belakang Mikeru.
“Hi... Hinata!? Kamu...,”kejut Mikeru. “Aku tau dari Sekidō. Kamu membolos, ya?” Senyum Ayumi,”kamu kenapa, Harumi? Kok, kamu begitu?” Mikeru diam tanpa berkata.
 “Oya! Aku dengar dari Sekidō, kamu bercita-cita menjadi pemimpin, ya? Cita-cita yang hebat!” Seru Ayumi,”Aku...” Mikeru langsung memotong pembicaraannya,”Aku tidak memiliki cita-cita seperti itu...”
“Eh...,” kaget Ayumi.
“Aku tidak ingin menjadi seorang pemimpin...,”kata Mikeru dengan tegas, ”Aku tidak akan mungkin menjadi pemimpin kalau aku tak berpengalaman... Aku hanya anak yang tidak tau keberadaannya dan hanya seorang anak yang lahir luar nikah. Apakah bisa begitu...?”
Ayumi kaget sekali mendengar ucapan Mikeru yang begitu tegas. Lalu Ayumi melawan kata tersebut dengan halus,”Kamu bicarakan apa, Harumi? Kamu bukan anak pendiam dan juga bukan anak haram. Kamu anak yang punya karisma pemimpin dan...” Mikeru langsung menatap Ayumi.
“Kamu lahir dalam keluarga utuh,” kata Ayumi,”Kamu anak dari seorang King Fantasy generasi ke-2, ya’kan?”
“Hah...? Itu tidak mungkin. Ibuku bilang bahwa dia hanya seorang pelayan...,” kata Mikeru dengan tidak percaya.
“Tidak. Ibumu bohong. Kamuadalah anak dari Mikeru Ongakumori. Tidak salah lagi. Ibumu itu adalah mantan Queen generasi ke-2. Kamu adalah anak seorang pemimpin asli,” kata Ayumi.
“Aku... Anak seorang pemimpin...?”Kaget Mikeru.
“Ya. Namamu diambil dari nama Ayahmu sendiri. Lalu tanda lahir dipipimu dan mata sebelah kirimu adalah ciri khas tuan Ongakumori,” kata Ayumi sambil menunjukkan tanda yang ada dipipi Mikeru.“Dulu Kakak pertamaku adalah Agen 01, Aruga Satomura. Kakak Aruga meninggal bertepatan dengan meninggal Ibuku karena melahirkanku, dan meninggalnya tuan Ongakumori,” kata Ayumi lagi.
“Kamu benar, Hinata,” kata Teru sambil mendekati Mikeru bersama dengan Yuiki. “Ayahmu dikenal sebagai remaja dewasa karena dia menikahi Ibumu pada usia 14 tahun, usia sangat dini untuk menikah. Beliau melakukan itu untuk memenuhi persyaratan menjadi King generasi ke-2. Beliau harus rela tidak sekolah demi kelangsungan hidup Fantasy,” kata Yuiki.
“Ayahmu beserta seluruh pekerja Fantasy gugur dalam medan perang. Kecuali Ibumu. Saat itu, beliau sedang mengandung dalam usia 16 tahun. Kemudian Fantasy Kingdom hilang dari Hoshimura,” kata Teru.
“Sekarang apa kamu percaya, Harumi?” Tanya Ayumi.
Mikeru begitu terkejut mendengar semua perkataan teman-temannya.”Aku... Aku bukan anak haram...?” Tanya Mikeru dengan ragu-ragu. “Bukan, kamu anak lahir dalam menikah yang relatif singkat,” jawab Teru. “Makanya, aku bilang “kamu pasti bisa.” Ya’kan?” kata Yuiki dengan mengedipkan matanya. Mikeru tersenyum pada akhirnya,”Begitu, ya?”
“Aku mengerti. Ibumu tidak memberitahunya karena menghindari permasalahan. Dan juga Ibumu pasti tak terima dengan meninggalnya tuan Ongakumori. Sebab, tuan Ongakumori juga adalah sahabat Ibumu semasa kecil dan cinta pertama sekaligus. Aku harap, kamu tidak boleh dendam dengan Ibumu. Bagaimana, Harumi?J” Ucap Ayumi dengan tersenyum.
“Baik. Aku akan meneruskan peninggalan kakek yang sudah lama menghilang. Aku akan bangun kembali Fantasy. Itulah tujuanku,” kata Mikeru dengan tegas seperti pemimpin. Yuiki dan Teru terkejut-kejut mendengar sepatah kata Mikeru yang seperti pemimpin itu. “Dia...,” ucap Yuiki terpukau. “Inilah anak Ongakumori sebenarnya, Yuiki,” kata Teru sambil tertawa,”Calon pemimpin harus lancar ngomong. Ya’kan, King?”
“Ya...,” senyum Mikeru.